Sepenggal Kisah di Lapangan Nirannuang

Jika menelusuri makna bahasa, Nirannuang itu terdapat dalam kosakata Bugis Makassar. Yang artinya "diharapkan" sesuatu yang dharapkan. Tak ada penelusuran lebih jauh lagi mengapa lapangan yang sehari-hari dijadikan tempat latihan anak2 SSB Amali dinamakan demikian. Menurut sebagian orang yang sempat saya tanya' Lapangan Nirannuang ini adalah milik bersama karena adalah tanahnya sudah diwakafkan.
Kurang lebih 3 tahun ini anak-anak SSB Amali telah di tempa di lapangan ini. letaknya berada di pusat kota UNAHA Kabupaten Konawe. dia berada di tengah akses tempat tinggal anak-anak para pesepakbola SSB AMALI. Ada tribun-tribun mini untuk para ibu dan ayah yang ingin menonton mereka sedang latihan. MAri kita mengaitkan dengan Nirannuang' ada harapan jika menjelang sore di tempat itu. Jika ada kesempatan coba saja anda melihat beberapa kesibukan-kesibukan dari para anak dan oficial SSB Amali. Ada yang sibuk merentangkan tali untuk lapangan mini mereka. Ada yang sibuk sendiri dengan bolanya, mungkin rasa penasaran mereka harus terlampiaskan di lapangan.
Sebenarnya SSB Amali punya kantor berupa gedung, tapi kantor sebenarnyalah ada di Lapangan Nirannuang. Disini seala urusan administrasi dan beberapa ide-ide menarik muncul dan beterbangan kesana kemari.
Jika rumputnya sudah agak panjang dan cukup untuk memenuhi kos kaki para anak, Kepala Sekolah "A.Suwedi harus mengerahkan anggota lagi untuk mengambil alat pemotong rumput mereka. Jadi lapangan ada juga bagian perawatannya; seperti yang terlihat di lapangan-lapangan resmi di televisi ces. Kondisi lapangan yang lumayan rata menyebabkan jika musim penghujan terjadi lapangan masih bisa dipergunakan untuk latihan. oe..oe..oe teriakan anak-anak jika mereka asyik di bawah siraman sang matahari siang dan hujan.
Suatu hari pernah hujan begitu derasnya, hingga lapangan Nirannuang begitu dipenuhi banjir, tentu tak memungkinkan untuk lajnya si kulit bundar. Pak Tinus sebagai pelatih tak maulah anak-anaknya kecewa lalu menghentikan latihan, ia pun memerintahkan untuk menggunakan tangan saja untuk memasukkan bola ke gawang. Sangat seru hingga ngantuk saya tiba-tiba hilang pada saat itu. Tangan dan kaki dalam sepakbola sama saja, yang penting kebersamaannya. Begitulah sepenggal kisah di Lapangan Nirannuang.SSB AMALI

Warna-Warni "SSB AMALI

Road to Liga Danone 2013 Sulawesi Tenggara-Selatan




Menjaring Matahari

Hubungan apa yang terjadi antara masyarakat dengan olahraga, apalagi sepakbola.
Pada saat tur perjalanan dari Kabupaten konawe Sultra menuju Sulawesi Selatan, kami pun merasakan langsung berbagai apresiasi. Anak-anak yang berusia sekolah dini, rupanya mendapati dukungan menarik orangtua. 
Dari moril hingga dukungan klasik terutama pada waktu, mereka istirahat pada pekerjaan untuk sementara guna menyaksikan anak-anak mereka terjun langsung di lapangan.
Jika dihubungkan dengan perkembangan sepakbola bangsa ini. Sebenarnya banyak anak yang ingin dan bercita untuk terlibat dalam event seperti ini. Mereka pun lebih didibukkan dengan urusan resmi yang masih sangatlah kaku dipandang. Sepakbola kini telah menjadi ajang pembentukan mental seseorang. Sepakbola mengajarkan tentang kebersamaan. 
Mengejar bola dan memeberikan kepada teman adalah kebersamaan tiada tara. Memicu kerja otak dan insting harus memenuhi metode-metode tertentu yang tentu akan terlibatlah pengetahuan di dalamnya. Sepakbola telahpun menjadi suatu ilmu pengetahuan bukan sekedar berlari dan berkumpul dilpangan. 
Gerakan di lapangan dan lambaian tangan, dapat disaksi melalui media ilustrasi gambar di atas. Kami sedang latihan di salah satu desa di Watang Soppeng (Tempat perhelatan kualfikasi Liga Danone menuju Makassar_).
Lalu ada apa dengan menjaring Matahari. Matahari adalah sumber cahaya, sangat penting untuk dipahami berbagai zat dasar  dari cahaya itu, kemana ia akan merambat dan melalui medium apa. Terimakasih SSB AMALI 2013

Kemenangan adalah Buah dari Proses

Mengikuti babak kualifikasi di kampung orang, kira-kira dapat terlihat seperti pada gambar. Kami pun tidur dalam ruang kelas, ada yang menyebutnya Hotel SDN dan kamarnya bernama Kamar Kelas VI.
Sebelum bertanding, hal-hal teknis yang telah disepakati dan dijunjung bersama sebagai tim merupakan kewajiban. Ada pengarahan tentang plot strtegi bermain di lapangan. Hal itu adalah perkiraan saja agar sebelum bertanding telahpun ada gambaran di mana otak telah bersemayam di diri kami. Unsur horizontal manusia telahpun usai berproses, sudah saatnya jua menemukan titik-titik vertical dalam diri dimana Doa adalah media yang paling tepat sebagai pendekatan. Sikap yang baik adalah gambaran suatu karakter yang kuat. Lapangan adalah wacana mini kehidupan dan dapat membentuk karakter tertentu untuk menggali insting-insting kemanusiaan bersama manusia lain.
Di babak kualfikasi Zona Soppeng ini kami pun menyapu bersih kemenangan, kebahagiaan kami bukan hanya pada kemenangan. Kami berbahagia karena kemampuan otak, perasaan dan daya-daya lainnnya dari kami, dapat bersatu padu menjebol setiap gawang terkawal.
Pada Sepakbola, kemenangan bukan hanya milik 11 orang dalam suatu kesebelasan.Kemenangan adalah milik seisi lapangan sebagai bagian dari suatu ekspresi manusia.
Demikianlah tercatat lagi suatu sejarah yang identik. Sepakbola adalah cita-cita bangsa. Kami pun kan segera bertolak ke Makassar menuju medan yang lebih dipadati arus dan medan yang lebih rapat. Sekian SSB Amali 2013.

Menjaga Cita"SSB Amali

Hampir sepanjang hari, imajinasi selalu saja membawa hal-hal menarik dalam kenyataan yang ada. Para sel dari imaji itu beterbangan hingga menyelami dalam. Mereka menjelma cita hingga layak disebut cita-cita. Pada bagiannya ada juga kenangan yang tergambar dalam suatu album photo.
Setelah berlatih sepanjang waktu, habiskan waktu sore bersama permainan bola. Saatnya menguji dan menyapa teman di wilayah lain yang tentu jua memiliki cita yang identik dengan kami.
Kami itu tinggalnya di Kabupaten Konawe Propinsi Sulawesi Tenggara, kami senang bermain bola. Cita-cita kami tentu saja, sejalan dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Sayang di wilayah ini, tak ada ajang yang bisa menggetarkan dawai cita kami, hingga beresonansi dan terdengar jauh di ujung sana.
Maka itulah kami menyusuri larik jalan dan likunya, pada sepanjang kabupaten Konawe-kolaka hingga menyeberangi keluasan samudera, menuju pelabuhan yang disebut Bajoe. Gambar di atas adalah ilustrasi kami menahan segala rindu tentang permainan. Anak-anak banyak yang mabuk perjalanan. Untuk itulah jari dan jempol harus diacungkan di depan lensa kamera, agar segalanya terobati dengan prestasi.
Kami naik mobil semi truck terbuka, mobil ini sehari-harinya bertugas membawa bola dan rompi kami ke lapangan saat latihan tiba. Para kakak dan bapa di sini sangat mendukung, hingga mabuk perjalanan ini rupanya terobati saja dengan senyum.