Perjalanan
Grassroot
2 hari lepas iklan
radio
Setelah siang tadi sibuk
menyiapkan bahan untuk Festifal Grassroot footbal di konawe. Kami sebagai
panitia mencetak beberapa piagam sebagai penghargaan untuk partisipasi
anak-anak yang turut meramaikan dan memperkenalkan
sepakbola kesemua. Sore harinya mencetak umbul-umbul sponsor, cetakannya pakai
patokan huruf yang di print di atas kertas, kemudian kertas dilubangi sesuai
dengan huruf. Kami memakai spoon/gabus bekas untuk mencat atau mencetaknya.
Ada yang sibuk menyiapkan
tambahan gawang yang kurang , untuk festifal nanti. Anak-anak muda sekitar
sebagian terlibat membantu, menggunting dan stempel piagam. Mungkin mereka
hanya melihat kami sebagai teman, atau memang ingin berbuat lebih terhadap
sepakbola. Hari ini cukup 2 hari setelah iklan dan brosur disebar di radio dan
media lain. Ada yang bertanya dari jauh, tentang bagaimana dan dimana
diadakannya festifal ini.
Kemarin bahkan seorang ibu
menelephon untuk putranya, daerahnya sekitar 80 Km dari tempat kami mengadakan
festifal. Begitu semangatnya mereka mendukung. Betapa sepakbola telah mencapai
sampai kepelosok. Di Daerah Sulawesi tenggara sekarang memang masih jarang
terbuka ruang apresiasi bagi anak-anak untuk sepakbola. Padahal minat akan
cabang olahraga yang satu ini besar.
Konsep festifal di dalam olahraga
tak terkecuali di bidang lain memang kadang diartikan sama dengan kejuaraan
atau turnamen bahkan lomba. Pak Martinus Sapan, adalah seorang pelatih
sepakbola menjelaskan konsep festifal dan turnamen. Menurutnya festifal dan
turnamen berbeda. Festifal lebih mengutamkan kegembiraan dalam menikmati
sepakbola,budaya fairplay, saling menghargai lebih diutamakan tumbuh secara
dini pada anak-anak. Sedang turnamen memang berujung pada menang dan kalah. Makaanya menurutnya sebelum melangkah ke
tahap selanjutnya anak-anak harus melalui tahap pengenalan terlebih dahulu,
tentang inti dan hubungan olahraga dengan sekitar, serta bagaimana olahraga itu
dapat mencipta suasana dan sikap fairplay.
Malam harinya kami sempatkan diri
diskusi santai di tempat minum sarabba. Nama warungnya Sarabba Daeng, mengkin
salah satu dari sedikit di kabupaten ini.
Sarabba adalah minuman khas sulawesi selatan, mirip dengan wedang jahe
di daerah jawa. Kadang dicampur dengan telur. Waktu diskusi tepat penayangan
Opera Van Javanya Sule. Sule cukup menghibur dengan lagu padang pasirnya.
Pembicaraan seputar festifal. Apa yang membedakan dengan festifal di tempat
lain. Festifal akan sangat monoton jika hanya diisi dengan couching klinik dan
Main bola. Formatnya harus lebih interaktif, warga harus mengenal bagaimana
sepakbola mengajarkan tentang interaksi.
Sebagai penggagas kegiatan,
pengurus dan simpatisan Sekolah Sepakbola Amali
belajar tentang desain kegiatan. Dalam kegiatan festifal inilah fakta tentang wacana
pembinaan sepakbola harus digulirkan. Semua pihak mesti terlibat. Jika
pemerintah sibuk dengan masalah pemilukadanya,
siapa yang sibuk dengan pembinaan di grassroot.
Harapan besar tentu berada di
dada bocah-bocah di festifal nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar