Pagi sehabis hujan musim pancaroba di tanah
konawe, suara dozer pelebaran jalan semakin garang menggilas tanah coklat
disini. Kantor masih sepi pada angka 10
jarum jam digital, saya masih sendiri memandangi layar komputer desktop milik
pak sekerataris SSB AMALI. Minuman pagi yang lembut dari teh seduhan serta
pasangan yang pas dengan pisang goreng renyah, mirip daging ayam di sarilaut
mas-mas di kota-kota. Informasi bakal kedatangan Pak Sabaruddin Labamba di siang ini tak lama terdengar via telephone
dari ketua Yayasan.
Dokumen lembaga dalam format
video sudah sementara tahap rendering di komputer masih 56%. Rendering ini
berulangkali gagal, bingung juga akhirnya, pikiran terbagi-bagi. Setelah memeriksa
lebih detail, ternyata format yang cocok baru ketemu dan akhirnya proses
rendering berlangsung lancar.
Hari sudah siang dan kami tentu
sudah siap menyambut kedatangan Pak Saba, begitu nama akrab beliau terdengar. Jam
digital sudah berkedip pada pukul 02 siang, mobil nissan putih memasuki halaman sekertariat. Pak Saba datang bersama
dua orang temannya, langsung menaiki anak tangga menuju lantai dua sekertariat.
Minumannya teh kotak dan kopi pekat.
Langsung saja kami menonton video
proses anak2 SSB AMALI sebagai pembuka wacana. Praktis setelah kedatangan pertama
beliau meresmikan sekolah ini, kedatangan ini baru yang kedua. Maka beliau
ingin melihat bagaimana perkembangan sekolah sepakbola ini hingga sekarang.
Pak saba adalah ketua PemProv
PSSI Sulbar, ia meloloskan tim Pra Pon sepakbola Sultra untuk kali pertamanya.
Wacana sharing pun di mulai sebagai proses penting suatu lembaga. Menjadi
penngurus lembaga itu tentunya setiap orang punya hal yang berbeda menurutnya,
hmmm.
Suatu tim sepakbola itu memang
harus punya fasilitas dan dukungan pihak lain . Bagaimana hubungan dengan
masyarakat harus dibangun meskipun hanya sekedar ditahap mensukseskan
managerial suatu tim sepakbola. Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan
salah satu negara dengan kwantitas turnamen dan penggemar sepakbola yang
tinggi. Kita bukan tidak punya potensi atau bakat tapi tarikan masalahnya
selalu pada tarik ulur wacana dan rencana berjangka dan kontinu. Kontinuitas
diperlukan dalam bergerak, karena kontinuitas memiliki cakupan pada angka 0 ke
tak terhingga sebagai batas dari suatu turunan dan integritas.
Jika suatu input dimiliki dan
output diasumsikan akan dihasilkan, di tengahnya tentu ada proses.
Apabila kita menarik masalah dari ketiga variabel input, proses dan output,
kita akan menarik masalah pada proses. Jika proses sebagai titik berat
sistem linear maka kita berada ditahap design atau rancangan, dalam hal ini
masalah pelik suatu sistem pengelolaan sepakbola.
Cerita siang itu berlangsung
hingga sore, berbagai pengalaman dan polemik masing-masing sudah di perdengarkan
dan diejawantahkan ke dalam aktifitas pembinaan yang berkala dalam cita tinggi suatu tim sepakbola. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar